Selasa, 21 Desember 2010

SAMBATAN (GOTONG -ROYONG)

Sambatan merupakan suatu sistem gotong royong di kampung dengan cara menggerakkan tenaga kerja secara masal yang berasal dari warga kampung itu sendiri untuk membantu keluarga yang sedang tertimpa musibah atau sedang mengerjakan sesuatu, seperti membangun rumah, menanam serta memanen padi dan menyelenggarakan pesta pernikahan. Tujuannya meringankan pekerjaan seseorang secara benar.

Contohnya, ada salah seorang warga yang mau membangun rumah. Hal-hal seperti membongkar dinding (papan atau bilik bambu), menurunkan genteng, melepas kerangka rumah, dan memasangnya kembali dikerjakan secara bersuka rela. Saat istirahat tengah hari mereka makan siang beramai-ramai menyantap hidangan sederhara yang sudah disiapakan. Menu yang sering dijumpai yakni nasi brokohan dengan lauk tempe tahu “diopor”. Setelah berhenti sejenak pekerjaan kembali ditunaikan dengan gembira dan tertawa. Wah, pokoknya semua terlihat guyub rukun.

Undangan sambatan pun melalui sistem dari mulut ke mulut. Tidak perlu rapat ataupun panitia. Tuan rumah tinggal minta tolong seseorang, dan orang inilah sebagai duta yang menyampaikan informasi sambatan ke tetanga lainnya.

Dalam perkembangannya, menurut Koentjaraningrat, terdapat pergeseran sistem gotong royong dengan sambatan menjadi sistem upah. Dalam bidang pertanian nampak jelas terjadi pergeseran itu. Sekarang ini warga masyarakat  yang terlibat dalam tandur dan derep  diberi upah oleh pemilik atau petani penggarap sawah.Pergeseran sistem sambatan dalam pertanian tidak terlepas dari tuntutan hidup di zaman moderen ini, di mana lapangan kerja semakin sempit dan kebutuhan hidup makin tinggi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar