- Bikin konsep renovasi secara matang. Yakni dengan cara penentuan bagian rumah mana saja yang ingin kita perbaiki, bagaimana desainnya, apakah kita akan menggunakan kembali material lama atau tidak, dsb. Perlu diingat bahwa bila ingin menggunakan material lama, maka tentunya harus dibongkar secara hati-hati agar bahan lama tidak rusak. Penentuan dalam desain ini sangat berguna agar hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya perencanaan yang matang maka akan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan keinginan sehingga kita harus membongkarnya kembali, dan dengan begitu biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Konsep yang matang juga membantu tukang mengerjakan dengan lebih cepat.
- Penentuan bahan bangunan dan kualitas material bangunan yang akan digunakan. Bila dana kita terbatas, maka tidak ada salahnya kita menggunakan barang barang berkualitas sedang atau bahkan barang bekas. Apabila kita bisa memilih dengan cermat, maka kita bisa mendapatkan barang bekas tapi berkualitas cukup baik.
- Penggunaan barang berkualitas sedang misalnya: keramik lantai, kayu-kayu, kusen, atau cat interior. Perlu anda ketahui bahwa keramik yang dipasang dengan teknik yang baik dapat menghasilkan lantai yang indah walaupun menggunakan keramik kualitas sedang. Bagian bagian rumah yang wajib menggunakan barang-barang dengan kualitas baik adalah pada bagian pondasi rumah, pipa air yang ditanam, struktur bangunan dan rangka atap. Anda bayangkan bila pada bagian tadi terjadi kebocoran atau rusak, maka kita harus membongkar lagi yang berarti perlu mengeluarkan uang extra. Cat eksterior atau diluar rumah sangat disarankan menggunakan kualitas baik karena bagian luar rumah biasanya terkena hujan, teriknya matahari atau udara lembab.
- Mengeliminir atau mengurangi bagian pekerjaan renovasi. Bila kita tidak melakukan satu bagian pekerjaan maka waktu yang digunakan lebih cepat dan dapat menghemat biaya. Misalnya : Tembok tanpa diplester yang dapat membuat tembok tampak alami.
- Pemilihan cara pembayaran. Pekerjaan renovasi biasanya bisa dilakukan dengan dua cara pembayaran yakni dengan cara borongan ataupun harian. Bilamana kita sudah pasti dengan apa yang akan direnovasi, dan juga bila kita sudah mengetahui konsep renovasi secara matang, maka disarankan menggunakan sistem borongan, dan bila sebaliknya maka kita bisa membayar tukang secara harian.
- Pemilihan waktu yang tepat untuk melakukan renovasi. Pekerjaan renovasi yang dilakukan pada musim hujan tentunya akan menyebabkan waktu pekerjaan molor yang tentunya berimbas ke biaya tukang, disamping itu untuk bagian yang berada di luar menjadi sulit kering dan bahkan bisa menjadi rusak. (sumber : Citraindahrumahku.com)
Rabu, 22 Desember 2010
Tips Renovasi Rumah
Anda ingin merenovasi rumah anda dengan hemat? Simak beberapa tips untuk renovasi rumah hemat dan berkualitas berikut ini:
Selasa, 21 Desember 2010
SAMBATAN (GOTONG -ROYONG)
Sambatan merupakan suatu sistem gotong royong di kampung dengan cara menggerakkan tenaga kerja secara masal yang berasal dari warga kampung itu sendiri untuk membantu keluarga yang sedang tertimpa musibah atau sedang mengerjakan sesuatu, seperti membangun rumah, menanam serta memanen padi dan menyelenggarakan pesta pernikahan. Tujuannya meringankan pekerjaan seseorang secara benar.
Contohnya, ada salah seorang warga yang mau membangun rumah. Hal-hal seperti membongkar dinding (papan atau bilik bambu), menurunkan genteng, melepas kerangka rumah, dan memasangnya kembali dikerjakan secara bersuka rela. Saat istirahat tengah hari mereka makan siang beramai-ramai menyantap hidangan sederhara yang sudah disiapakan. Menu yang sering dijumpai yakni nasi brokohan dengan lauk tempe tahu “diopor”. Setelah berhenti sejenak pekerjaan kembali ditunaikan dengan gembira dan tertawa. Wah, pokoknya semua terlihat guyub rukun.
Undangan sambatan pun melalui sistem dari mulut ke mulut. Tidak perlu rapat ataupun panitia. Tuan rumah tinggal minta tolong seseorang, dan orang inilah sebagai duta yang menyampaikan informasi sambatan ke tetanga lainnya.
Dalam perkembangannya, menurut Koentjaraningrat, terdapat pergeseran sistem gotong royong dengan sambatan menjadi sistem upah. Dalam bidang pertanian nampak jelas terjadi pergeseran itu. Sekarang ini warga masyarakat yang terlibat dalam tandur dan derep diberi upah oleh pemilik atau petani penggarap sawah.Pergeseran sistem sambatan dalam pertanian tidak terlepas dari tuntutan hidup di zaman moderen ini, di mana lapangan kerja semakin sempit dan kebutuhan hidup makin tinggi.
Contohnya, ada salah seorang warga yang mau membangun rumah. Hal-hal seperti membongkar dinding (papan atau bilik bambu), menurunkan genteng, melepas kerangka rumah, dan memasangnya kembali dikerjakan secara bersuka rela. Saat istirahat tengah hari mereka makan siang beramai-ramai menyantap hidangan sederhara yang sudah disiapakan. Menu yang sering dijumpai yakni nasi brokohan dengan lauk tempe tahu “diopor”. Setelah berhenti sejenak pekerjaan kembali ditunaikan dengan gembira dan tertawa. Wah, pokoknya semua terlihat guyub rukun.
Undangan sambatan pun melalui sistem dari mulut ke mulut. Tidak perlu rapat ataupun panitia. Tuan rumah tinggal minta tolong seseorang, dan orang inilah sebagai duta yang menyampaikan informasi sambatan ke tetanga lainnya.
Dalam perkembangannya, menurut Koentjaraningrat, terdapat pergeseran sistem gotong royong dengan sambatan menjadi sistem upah. Dalam bidang pertanian nampak jelas terjadi pergeseran itu. Sekarang ini warga masyarakat yang terlibat dalam tandur dan derep diberi upah oleh pemilik atau petani penggarap sawah.Pergeseran sistem sambatan dalam pertanian tidak terlepas dari tuntutan hidup di zaman moderen ini, di mana lapangan kerja semakin sempit dan kebutuhan hidup makin tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)